*Misteri Temuan Mayat-mayat Termutilasi di Dekat Kantor Polisi Kenya

BANGTOGEL.COM - 15/Jul/2024

judul

NAIROBI, BANGTOGEL.com - Otoritas Pengawas Kepolisian Independen (IPOA) Kenya mengatakan, sedang menyelidiki apakah ada keterlibatan polisi dalam temuan mayat-mayat termutilasi yang dibuang di tempat pembuangan sampah di Ibu Kota Nairobi.

IPOA juga sedang menyelidiki klaim penculikan dan penangkapan tidak sah terhadap para demonstran yang hilang setelah protes anti-pemerintah yang meluas.

Polisi Kenya awalnya mengumumkan temuan enam mayat perempuan yang dimutilasi dengan kondisi diikat dalam kantong plastik pada Jumat (12/7/2023).

Mayat-mayat itu ditemukan di tempat pembuangan sampah di sebuah tambang yang terbengkalai di Mukuru, di sebelah selatan ibu kota Nairobi.

Setelahnya, dalam sebuah pernyataan, IPOA mengatakan sedikitnya sembilan mayat telah ditemukan dengan tujuh di antaranya adalah perempuan.

IPOA telah menyerukan agar dilakukan penyelidikan cepat untuk mengidentifikasi mereka.

"Mayat-mayat yang dibungkus dalam tas dan diikat dengan tali nilon, memiliki tanda-tanda penyiksaan dan mutilasi," kata IPOA, sebagaimana dilansir AFP.

IPOA menyinggung tempat pembuangan mayat tersebut berjarak kurang dari 100 meter dari kantor polisi.

Polisi Kenya berada di bawah pengawasan yang tajam setelah puluhan orang tewas dalam demonstrasi bulan lalu.

Kelompok hak asasi manusia (HAM) telah menuduh para petugas menggunakan kekuatan yang berlebihan.

Kepala polisi nasional Kenya, Japhet Koome, yang menjadi sasaran kemarahan publik atas kematian para demonstran, telah mengundurkan diri setelah kurang dari dua tahun menjabat.

Pengunduran diri Koome diumumkan oleh kantor Kepresidenan Kenya pada Jumat.

Dia adalah kepala instansi terbaru yang mengundurkan diri ketika Presiden William Ruto berjuang untuk mengatasi krisis terburuk dalam pemerintahannya, yang dipicu oleh usulan kenaikan pajak yang sangat tidak populer.

Kerumunan orang yang berkumpul pada hari Jumat di lokasi di mana mayat-mayat tersebut ditemukan meneriakkan "Ruto harus pergi", slogan dari gelombang protes yang dipimpin oleh anak-anak muda Gen-Z Kenya.

Polisi Kenya ditakuti dan sering dituduh melakukan pembunuhan di luar hukum namun jarang dihukum.

Gambar-gambar di televisi lokal Kenya menunjukkan orang-orang menggunakan tali untuk mengangkat karung-karung yang berisi jasad manusia dari air yang tercemar sampah di tempat pembuangan sampah.

"Ketika penyelidikan polisi berlangsung, IPOA secara independen melakukan penyelidikan awal untuk menentukan apakah ada keterlibatan polisi dalam kematian tersebut, atau kegagalan bertindak untuk mencegahnya," ujar lembaga tersebut.

Direktorat Investigasi Kriminal Kenya mengatakan penyelidikan awal menunjukkan bahwa semua korban dibunuh dengan cara yang sama, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Kantor Direktur Penuntutan Umum Kenya juga menyoroti lokasi penemuan mayat yang sangat dekat dengan kantor polisi.

Mereka mengaku "sangat prihatin" dengan penemuan ini "yang menunjukkan adanya pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia".

Kantor Direktur Penuntutan Umum Kenya telah mengarahkan polisi untuk menyerahkan hasil penyelidikan mereka dalam waktu 21 hari, dan juga mendesak lembaga-lembaga negara termasuk IPOA untuk mempercepat investigasi mereka terhadap laporan penghilangan paksa dan kematian yang diduga dilakukan oleh polisi.

Komisi Hak Asasi Manusia Kenya, sebuah organisasi non-pemerintah, mengatakan bahwa mereka juga mendesak dilakukannya "investigasi komprehensif" untuk menentukan penyebab kematian dan mengidentifikasi mereka yang bertanggung jawab.

"Para pelaku harus dimintai pertanggungjawaban," katanya dalam sebuah posting pada hari Jumat di X.

"Rezim Kwanza Kenya, yang dipimpin oleh William Ruto, harus bertanggung jawab atas kejahatan keji ini," tambahnya,